Sisi Kehidupan (Junior) Planner, Part 1

Thursday, December 14, 2006

Alkisah, beberapa hari setelah lebaran yang fitri di penguhujung bulan Oktober 2006, ketika aku tengah asyik hunting coklat2 nan lezat di sebuah Mall, seseorang mencoba menghubungiku. T310 kesayanganku pun berdering, dengan nada polifonik, melantunkan ‘Pegasus Fantasy’nya Saint Saiya….

Saya (S) : Halo?! (dengan intonasi bingung, karena nomor si penelpon tidak dikenal, dan tidak terkenal)
Si Penelpon (SP) : Halo! Ded, kau lagi dimana? (suaranya lantang bo!)
S : Eh, siapa ni? (masih dengan intonasi bingung)
SP : Ini aku, kau lagi dimana Ded?
S : Aduh…suaranya ga jelas nih. Ini siapa ya?? (mulai panik! Ga ngerti juga, knapa harus panik??)
SP : Ini aku Rahmat (bukan nama sebenarnya, soalnya nama aslinya jelek banget, ga enak nulisnya, ntar bacanya juga jadi ga enak, hehehe…)

Karena Si Penelpon ternyata bernama Rahmat, maka inisial Si Penelpon (SP) diganti dengan Rahmat (R)

S : Oh, knapa Mat? (sedikit lega, kemudian muncul rasa penasaran)
Rahmat (R) : Kau lagi dimana Ded?
S : Ummm…..masih di Pekanbaru. Emang knapa?
R : Ada poject nih, Ded. Butuh planner. Kau bisa ga?
S : Hah?! Project apaan tuh? (deg-deg-an…)
R : Penentuan lokasi pasar gitu. Abangku dapat project, tapi ga ada yang ngerti ngerjainnya. Kau bisa bantu ga?.PL banget lho kerjaannya… Ada Team Leadernya juga ko ntar yang ngarahin.
S : Hahaha…itu mah gampang!
R : Nah ini dia baru anak ITB! Kapan kau punya waktu buat ngobrol2? Aku besok udah berangkat ke Bandung lagi nih.
S : Oh kalo gitu ntar malam aja, gimana?
R : Oke.

Telpon terputus. Aku melanjutkan untuk membeli beberapa coklat…

Malamnya, T310-ku kembali berbunyi. Masih dengan ringtone Pegasus Fantasy. Masih dari penelpon yang sama. Memberitahukan lokasi pertemuan. Lalu aku bergegas menuju lokasi yang ditentukan.

Dengan perjuangan menembus kabut malam yang dingin dan suasana yang mencekam, akhirnya aku tiba di tempat yang dimaksud.

Dan akhirnya bernegosiasi…
Lebih kurang, begitulah bagaimana terjadinya rekrutmen bagi seorang planner (setidaknya itulah yang terjadi pada diri penulis).

No comments: