Let Me Introduce, Tanjungpinang

Tuesday, June 24, 2008

Jadi, sejak awal April kemaren, sesungguhnya diri ini telah menetap di Tanjungpinang untuk jangka waktu yang mungkin akan sangat lama oleh suatu alasan yang ga masuk akal. Ga penting lah kenapa aku pindah ke kota ini. Tapi anda2 semua tau Tanjungpinang kan? Itu loh, ibukotanya Kepulauan Riau. Lebih lanjutnya, kita deskripsi singkat sebentar ya... tentang Tanjungpinang.

Tanjungpinang tu kota tepi laut yang nyaman. Bagaimana tidak? Warganya hidup dalam kesederhanaan. Jalan rayanya kecil2.. Ga ada Supermall.. Ga ada Bioskop.. Orang2 tajir yang bangsat kayaknya belum berani show off (kayaknya seeh). Sepintas lingkungannya mirip Bandung laah, tapi di era tempo doeloe. Ah satu lagi, di Tanjungpinang ni ternyata banyak Chinese. Tapi chinesenya juga hidup sederhana. Yaaa sebelas duabelas deh sama pribumi.

Tapi bukan mengenai itu yang selalu ditanya teman2 seperjuangan tentang kota ini. Pertanyaan esensial a.k.a fundamental yang paling sering dilontarkan oleh konco2 adalah:
"cewe2 Tanjungpinang gimana Ded?"

Jawabannya:
"dari segi estetik sih biasa aja. Maklum di pulau, stoknya itu2 doank. Dari segi gaya dan gaul, naah ini dia... boleh dicoba lah!"*

*) Eits...maksudnya cewenya boleh dicoba gitu?? Hohoho, itu cuma istilah aja kok. Aku sih belum nyoba, hehehe...

Herannya, mengapa teman2 wanita tidak pernah bertanya
"Ded, gimana cowo2 Tanjungpinang?"
Hahahaha...ga penting untuk dibahas ya.

Yak, itu lah sekilas cerita mengenai Tanjungpinang.

Jadi, sebagai seorang pendatang di negeri yang asing (bukan di negara asing lho), maka jiwa eksplorasi yang tertimbun di dalam tubuh ini seakan berontak, meledak-ledak, ingin menyeruak. Aaaargh!!

Ah, apaan sih kok nulis ga jelas gini?

Ya udah langsung aja lah.

Sebagai seorang fotografer gadungan, sekali lagi diri ini bergulat dengan dunia fotografi. Kali ini korbannya adalah lokasi sekitar tepi laut di Tanjungpinang. Foto berikut diambil pada suatu pagi ahad, sekitar pukul 05.30 WIB – 06.30 WIB, di pelantar pelabuhan. Niatnya mau foto suasana sunrise sih, tapi yaaa jadinya cuma segini. Soalnya arah terbitnya matahari terlindung oleh bangunan2 pasar. But I think hasil jepretannya not really bad lah...

Nah kalo yang ini masih di areal tepi laut. Kali ini waktunya senja. Biar dapat suasana sunset. Nah pulau yang keliatan itu namanya Pulau Penyengat. Kata orang, belum ke Tanjungpinang namanya kalo belum ke pulau tersebut.

Dan kini, telah sampailah kita pada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa, memasuki tahap kesimpulan dan saran. Kesimpulannya, ternyata fotografi alam (terutama dengan objek laut) susah lho. Soalnya lautnya gitu2 aja. Homogen, luas, dan tenang. Tapi kalo berbekal filter, mungkin birunya laut jadi kenikmatan tersendiri untuk dipotret. Ah, fotografer gadungan banyak bacot nih! Sotoy!!


PS: sori fotonya dikompres, biar cepat sembuh, eh biar bisa di-upload gitu...


2 comments:

andriyas maramis (suhu andry) said...

sebagai kritikus jepretan...,phot 1 dan 2 terlalu banyak ambil laut nya, hingga gambar langit yg sebenarnya mewakili waktu (pagi atau sore kah) jadi tidak tampak.

untuk mengatasi nya alangkah baik mengambil gambar jgn terlalu tinggi dari laut (diatas jembatan, atau pelabuhan) namun alangkah baik nya jika diambil dari atas perahu atau sejenis nya. sehingga sudut pandang gambar dapat memaksimal kan laut, bangunan2 (ex: pelabuhan), dan langit tentunya

Dedy W Hamidy said...

untuk foto 1 dan 2, yang jadi POI adalah pelantar dan kelembutan permukaan laut beserta refleksi warna mentari pagi.

sebenarnya emang pengen foto dari arah laut menghadap arah mentari terbit yang seakan2 muncul dari balik kota. but the problems are, aku belum berani sendirian nyewa pompong buat eksperimen foto pada jam 5.30 pagi,hehehe.... (nyari pompongnya harus ke pelantar satu lagi).

also,it's too hard to take some picture on the pompong because the factor of instability. kondisi cuaca yang masih gelap (low light) mengakibatkan foto yang diambil harus menggunakan shutter speed yang agak lambat (supaya cahaya yg masuk cukup),konsekuensinya adalah posisi kamera harus stabil. mencari kestabilan dengan menggunakan pompong cukup susah juga kayaknya.

ada trik lain mengatasi mslh low light dan kestabilan ini, yakni dengan menggunakan high speed shutter dan ISO yg lebih tinggi, tapi akibatnya hasilnya akan menghasilkan noise yang tinggi:( kecuali kita menggunakan kamera DSLR canggih yang reduksi noisenya bagus.

hahaha....sotoy banget gw!